aku terpaku ...
mengagumi sang mentari
sinar hangatnya ...
membelai setiap detak jantungku
terang cahayanya ...
menyorot setiap jalan langkahku
.....
Selesai membacakan puisi, Lita mendapat pujian dari Bu Mila memuji. ” Kapan-kapan ibu dibuatkan puisi, ya?” kata Bu Mila. Lita nyengir. Tapi, seolah tak punya hak untuk dipuji, saat pulang sekolah, Lita dihadang beberapa temannya yang iri.
”Heh, kamu nggak usah sombong ya, mentang-mentang dipuji Bu Mila!” Bentak Nera. ”Iya, memangnya cuma kamu yang bisa bikin puisi bagus? Jangan sombong dulu deh! Kamu pasti bakal kalah indah bikin puisinya dibanding sepupuku. Dia itu penyair cilik!” semprot Putri seenaknya.
Hmmm ... apa yang akan terjadi selanjutnya? Kenapa teman-teman Lita iri kepadanya?