TEKNIK MELAKUKAN DAN MELAYANI WAWANCARA

Rp. 89,000

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.pdf.price) }}

(Pdf) +

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.hard_copy.price) }}

(Hard Copy)
Type
Qty Stock : Available
Qty
Stock : 17
Note
Mizan Store
Jakarta
4.5

“... belum pernah ada buku yang mengolah konsep dan teknik wawancara jurnalistik sedalam dan selengkap buku ini .... Hanya etos kerja sama, adanya sikap saling percaya, suatu wawancara menjadi pekerjaan terhormat baik dunia jurnalistik dan intelektual.”
—Daniel Dhakidae, Ph.D.
Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi Jurnal Prisma, Jakarta
 
Perkembangan teknologi membuka kesempatan penyaluran informasi lewat media-media baru, membuat dunia jurnalisme semakin marak. Akibatnya, semakin banyak orang yang bekerja di bidang jurnalisme dan semakin banyak pula pihak-pihak yang sering terlibat dengan pers, baik sebagai narasumber, reporter, maupun pembawa berita. Sayangnya, tak semua pihak yang terlibat di media saat ini dibekali dasar ilmu jurnalistik yang baik. Sering terjadi salah kutip, protes dari narasumber, pertanyaan wawancara yang kurang tajam, dan sebagainya. Buku ini antara lain mengulas:
  1. Apa yang harus dipersiapkan saat hendak melakukan wawancara.
  2. Apa yang diharapkan saat menjadi narasumber bagi sebuah media.
  3. Bagaimana menyiapkan wawancara agar bisa menghasilkan berita yang bernas.
  4. Memastikan hasil interviu yang kredibel dan bermanfaat.
  5. Networking dan membangun hubungan dengan dunia pers.
Ditulis oleh seseorang dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang pers, buku ini memberikan insight yang sangat berguna bagi wartawan, reporter, mahasiswa jurnalistik, dan siapa saja yang ingin bersinergi dengan dunia pers Indonesia
 
“Buku ini, sejak awal sampai akhir, menyajikan panduan tentang teknik wawancara
yang sekaligus diharapkan menjadi pengetahuan bagi kedua pihak—yaitu wartawan pewawancara dan narasumber sebagai sumber informasi dan pendapat.
Dengan demikian, teknik wawancara tidak hanya menjadi bagian dari pengetahuan
para wartawan, melainkan juga dipahami oleh kalangan yang memiliki potensi
untuk sering terlibat dalam kegiatan pers sebagai narasumber.”
—Atmakusumah Astraatmadja
Pengamat pers, pengajar Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)
di Jakarta, ketua Dewan Pers periode 2000-2003
 
“Keunikan buku ini terletak pada penelaahan tentang kiat-kiat
yang perlu diketahui oleh narasumber, apakah pakar maupun eksekutif saat berposisi
sebagai narasumber yang akan diwawancarai oleh awak media.”
—Drs. Eduard Depari, M.A., M.Sc.
Direktur Akademi Televisi Indonesia
 
“Saya sangat bergembira atas kehadiran buku ini. Kegembiraan ini, bukan saja karena ada tambahan bahan bacaan jurnalistik, tetapi tema yang menjadi objek buku ini sangat dibutuhkan, baik secara keilmuan (scientific journalism) dan untuk keterampilan (journalistic skill).
Sudah semestinya para wartawan, terutama wartawan muda cq reporter, menyambut kehadiran buku ini. Selain menemukan pedoman ilmiah seluk-beluk wawancara,
buku ini merupakan bagian integral menjadi wartawan profesional.”
—Prof. Dr. H. Bagir Manan, S.H., MCL,
Ketua Dewan Pers (2010-2013, 2013-2016);
Ketua Mahkamah Agung (2001-2008)
 
“Membuka daftar isi buku ini langsung memperlihatkan betapa kaya sajian yang disampaikan penulisnya. Pak Alamudi terasa sekali ingin menuangkan semua pengalamannya sebagai reporter radio, wartawan koran, dan pekerja hubungan masyarakat, serta pengajar multimedia massa.”
—Priyambodo RH
Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS),
Wartawan Utama/Ombudsman Kantor Berita Antara
 
 
“Buku Teknik Melakukan & Melayani Wawancara ini hadir di saat yang tepat,
 
di mana pada dinamika kehumasan yang berkembang sangat diperlukan pedoman
yang bersifat practical untuk mengoptimalkan sinergi dengan pers. Akurasi dalam penyampaian pesan dalam sebuah wawancara akan jauh lebih efektif
dibanding berbagai upaya untuk mengontrol pers.”
—Dr. Reza A. Maulana, M.Sc.
Managing Partner PT Royston Advisory Indonesia, Direktur Utama PT Digivla Indonesia,
Mitra KSO Perum LKBN Antara (Antara Insight)
 
 
“Keistimewaan buku ini adalah karena ditulis oleh seorang wartawan kawakan
dan sekaligus seorang dosen seperti Abdullah Alamudi.
Sebagai seorang dosen di Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS),
dan Akademi Televisi Indonesia (ATVI), dia mampu memberikan
sisi teoretis yang menyangkut paham tentang apa itu wawancara
dan yang terutama adalah bagaimana dunia jurnalistik itu mengambil posisi
dalam hal yang berhubungan dengan wawancara.”
—Daniel Dhakidae, Ph.D.
Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi Jurnal Prisma, Jakarta
 
Tentang Penulis
Abdullah Alamudi lulusan Faculty of Commerce, University of Tasmania, Hobart, Australia, merintis karier melalui ABC/Radio Australia, Radio-Televisi Jepang/NHK, harian Pedoman, kantor berita Prancis Agence-France Presse (AFP); wartawan/produser Radio BBC, koresponden majalah Tempo, aktif di berbagai media seperti The Jakarta Post, Bisnis Indonesia, Warta Ekonomi, Metro TV.  Pada Februari 2009, dia dianugerahi Distinguished Australian Alumni Award. Saat ini, dia adalah faculty member pada Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), sebuah lembaga pendidikan jurnalistik independen di bawah naungan Dewan Pers, dosen di Akademi Televisi Indonesia (ATVI) dan juga aktif sebagai pengurus Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI).