KOLECER & HARIRAYA HANTU

Rp. 59,000

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.pdf.price) }}

(Pdf) +

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.hard_copy.price) }}

(Hard Copy)
Type
Qty Stock : Available
Qty
Stock : 1525
Note
Mizan Store
Jakarta
4.5

“Moi, kamu mau melihat hantu?”
“Caranya?”
“Kamu berjongkok memanggul tampah di kepala, di pinggir jalan tak jauh dari kuburan. Jangan lupa bakar kertas-kertas sembahyang, sediakan daun teh kering, serta tiga atau lima cangkir arak putih. Kamu tunggui mereka lewat. Ingat baik-baik, apa pun yang terlihat mata, kamu jangan menjerit atau tak bergeming. Hanya boleh diam sampai pesta mereka usai.”
 
*
Kolecer dan Hari Raya Hantu, sekumpulan cerita pendek dari sebelas penulis kenamaan Indonesia. Menghadirkan berbagai tema seperti cinta, pengkhianatan, dendam, amarah, pembunuhan, dan kelicikan yang sering menjadi masalah dasar manusia—dari suku, agama, dan bangsa apa pun. Dalam kumpulan cerita pendek ini, sastra dan sejarah dikemas secara apik, memunculkan wajah asli dari pelbagai tradisi di Indonesia. Inilah kisah-kisah eksotisme Nusantara, sekaligus pintu masuk untuk memahami keindonesiaan yang multikultur.
 
*
Membaca kumpulan cerita yang khas kedaerahan dan lokalitasnya berikut ini, mau tak mau meminta kita merenung. Tidakkah kehidupan manusia, di mana pun, kapan pun, akan selalu merujuk pada kerinduannya akan kebahagiaan?
Prof. Riris K. Toha-Sarumpaet, M.Sc., Ph.D., Ilmuwan Sastra dan Guru Besar FIB UI
 
Antologi ini menyajikan warna lokal yang khas dan mewartakan potret sosial dalam narasi yang memukau. Panorama itu laksana berada di antara garis tipis fakta dan mitos—yang kerap dituding irasional bagi masyarakat Barat dan ditempatkan dalam wilayah supernatural.
Maman S. Mahayana, Kritikus Sastra dan Dosen Tamu Hankuk University, Korea

Perasaaan, pikiran, permainan emosi, dan pergolakan batin dapat kita terka dari kalimat dan tindakan para tokoh yang mengisi dunia fiksi dalam kumcer ini. Di sinilah, justru pembaca mempunyai ruang yang luas untuk mencoba menginterpretasikan muatan moral yang ingin disampaikan para penulisnya. Bravo Sastra Indonesia!
Arif Gumantia, Ketua Majelis Sastra Madiun
 
Kearifan lokal selalu menarik untuk disimak, apalagi kalau sudah terbingkai dalam kumpulan cerita beraroma sastra. Hmm ..., nikmat!
Defi Laila Fazr, Blogger dan Penikmat Sastra