Rio begitu terobsesi dengan mobil jeep hijau yang menghuni garasi rumahnya. Setiap saat, dia berharap bersama mobil itu akan mampu memupus kerinduannya kepada sosok bernama Indah. Tetapi, rasa sepi dan hampa malah makin menggigit.
Kuku mengemudi mobilnya kencang-kencang. Memacari seorang pembunuh adalah pilihan yang tak pernah ada dalam kamusnya, apalagi pembunuh yang mencabut nyawa kekasihnya.
Bagi Rio, Kuku, dan manusia-manusia lainnya, mobil jeep hijau itu bukanlah sekadar kendaraan yang membawa mereka melintasi tempat. Lebih jauh lagi, mobil bekas tersebut menjadi saksi pergulatan mereka melakoni hidup yang penuh absurditas.