Untuk sesiapa yang kini bukan siapa-siapa. Yang bersemayam kala mata terpejam dalam gelap. Yang tetap tak terlihat meski mata terbuka untuk menatap. Yang katanya menulis membebaskan rasa dalam harap. Yang nyatanya aksara terbelenggu dalam senyap. Yang bisa dilakukan hanya doa, satu-satunya perantara tanpa cakap. Dari rasa yang dibunuh pelan, tapi tak kunjung padam. Dari mata yang dipaksa menundukkan pandang, demi
tegaknya iman. Dari sebuah nama mahluk fana, yang masih berharap surga bahkan setelah berlumur dosa. Duhai Allah, tetapkan hati ini hanya milik-Mu saja.