DUNIA SOPHIE-REPUBLISH

Rp. 135,000

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.pdf.price) }}

(Pdf) +

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.hard_copy.price) }}

(Hard Copy)
Type
Qty Stock : Available
Qty
Stock : 3
Note
Mizan Store
Jakarta
4.5

Sophie, seorang pelajar sekolah menengah berusia empat belas tahun. Suatu hari sepulang sekolah, dia mendapat sebuah surat misterius yang hanya berisikan satu pertanyaan: “Siapa kamu?”

Belum habis keheranannya, pada hari yang sama dia mendapat surat lain yang bertanya: “Dari manakah datangnya dunia?”

Seakan tersentak dari rutinitas hidup sehari-hari, surat-surat itu mempuat Sophie mulai mempertanyakan soal-soal mendasar yang tak pernah dipikirkannya selama ini. Dia mulai belajar filsafat.


Pengantar Penerbit


DUNIA SOPHIE karya Jostein Gaarder ini adalah sebuah novel tentang sejarah filsafat sejak awal perkembangannya di Yunani hingga abad kedua puluh. Buku ini pertama kali terbit pada 1991 dalam bahasa Norwegia dengan judul So­fie’s Verden dan hingga kini telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa di seluruh dunia.

Menyajikan sejarah filsafat dalam bentuk novel adalah suatu hal yang unik. Dengan cara ini, filsafat yang terkesan sulit dan berat untuk dipelajari dapat disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna. Ini penting karena bagaimana pun, mencari jawab atas pertanyaan-pertanyaan filosofis sebenarnya merupakan kepentingan semua orang, bukan hanya para filosof yang mempelajarinya secara akademis.

Kegairahan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang makna dan tujuan hidup, bagaimana cara hidup yang baik dan pertanyaan tentang asal-usul alam semesta, misalnya, tak dibatasi oleh usia dan tempat. Setelah semua yang telah dicapai dalam hidup ini, lagi-lagi orang akan terbentur pada pertanyaan yang sama. Tidak memedulikan pertanyaan-pertanyaan ini membuat hidup dijalani dengan tidak sadar. Tapi tak banyak orang yang berani menghadapi pertanyaan mendasar hidupnya dengan terbuka karena prosesnya akan sulit dan menyakitkan. Novel ini, melalui gaya tuturnya yang ringan, mengajak kita untuk menjadi yang berani menghadapi tantangan filosofis itu.

Oleh karena itu, tak heran jika buku ini laris luar biasa di setiap negara yang telah menerbitkan edisi terjemahannya. Di Jepang, novel ini diterbitkan oleh NHK Japan Broadcast Publishing pada akhir Juni 1995 dan berhasil terjual 1,6 juta eksemplar hanya dalam waktu 6 bulan. Hanser Verlag di Jerman menerbitkan edisi Jermannya pada Agustus 1993 dan hingga kini telah memasarkan sebanyak 1,5 juta eksemplar untuk pembaca Jerman. Edisi Prancis-nya diterbitkan oleh Du Seuil pada Maret 1995 dan laku lebih dari 800.000 eksemplar. Rata-rata di setiap negara yang telah menerjemahkannya, novel ini terjual lebih dari 200.000 eksemplar dan ia sempat pula menduduki posisi pertama di daftar bestseller dunia pada 1995, mengalahkan novel The Celestine Prophecy karya James Redfield yang konon telah mengubah hidup banyak orang.

Menyajikan sejarah—apalagi dalam bentuk novel yang di dalamnya ruang subjektivitas terbuka lebih lebar—tentu tak bisa dilepas kan dari latar belakang pengarangnya. Oleh karena itu, sejarah filsafat yang ditampilkan dalam novel ini terasa mengandung bias Barat yang cukup kental. Ada bagian-bagian tertentu yang memaparkan sejarah dalam versi yang dipandang kalangan Islam dengan cara yang berbeda. Ini dapat dijumpai pada bagian mengenai sejarah Nabi Isa a.s. dan Abad Pertengahan. Jostein Gaarder mengisahkan peristiwa penyaliban Nabi Isa a.s. dan ke bangkitannya dari kubur, sebagaimana yang diyakini umat Kristen. Demikian pula ketika membahas situasi dunia Abad Pertengahan, sebagaimana lazimnya cara para penulis Barat dalam memotret periode ini, Gaarder melewatkan banyak kontribusi besar para filosof dan ilmuwan Islam dalam mengantarkan Eropa keluar dari abad kegelapannya.

Tapi ini tidak semestinya membuat novel ini tidak layak diapresiasi. Bagaimanapun, bahasa filsafat tidak bisa dilepaskan dari lingkungan pengalaman sehari-hari dan itu membuka kemungkinan bagi setiap orang untuk memperkaya diri dengan mengambil bahan renungannya dari pengalaman orang lain, termasuk lewat novel ini.

Diharapkan, hadirnya novel ini dalam lini produk Kronik Zaman Baru dari Penerbit Mizan, dapat memperkaya khazanah pemikiran kita tentang soal-soal mendasar dalam hidup. Lebih jauh lagi, membuat kita berani memperjuangkan hidup yang bermakna. Karena, betapapun, hidup yang tidak bermakna adalah hidup yang tak layak untuk dijalani.

Penerbit Mizan