Kau bacakah rinduku pada lengking klarinet sore hari. Jauh di seberang Kamogawa kala puluhan burung bangau meluncur senyap menyusuri kemilat kaca sungai ke utara. Ke Kitayama Kau bacakah hasratku pada liuk rumpun ilalang. Yang tumbuh memanjang seperti siang musim gugur. Bergetar bersama angin. Menarikan irama ricik sungai Seperti itulah, Nadia, jari jemariku bergetar. Seperti pertama kali lagi Menyusuri lekuk-lekuk malam. Mencari buah-buah ranum yang mereka rindu di peraduan Shugakuin ***