NASIHAT AL-GHAZALI 1: KIMIA KEBAHAGIAAN

Rp. 65,000

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.pdf.price) }}

(Pdf) +

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.hard_copy.price) }}

(Hard Copy)
Type
Qty Stock : Available
Qty
Stock : 10
Note
Mizan Store
Jakarta
4.5

Kimia kebahagiaan abadi hanya ditemukan dalam harta karun Ilahi. Dan harta karun Ilahi di Bumi adalah hati para Nabi. 
—Imam Al-Ghazali

Ketinggian ilmu Imam Al-Ghazali diakui seluruh umat Muslim. Sebagai penghormatan, dialah satu-satunya ulama yang digelari Hujjatul Islam (Bukti Islam). Karya-karyanya, seperti Ihya' Ulumuddin, Bidayatul Hidayah, dan Minhajul Abidin, menjadi rujukan seluruh Dunia Islam hingga hari ini.


Salah satu karyanya yang populer adalah Kimya-i-Sa’adat. Kitab ini adalah panduan lebih praktis untuk memahami dan menemukan kebahagiaan sejati, ringkasan Ihya’ Ulumuddin. Kitab ini sangat digemari karena ringkas, pembahasannya ringan dan mudah dipahami. Berisi panduan hidup Muslim untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, kitab ini amat bermanfaat bagi remaja, pelajar, santri, dan umat Muslim pada umumnya.

Kini, melalui buku ini, kita bisa menikmati secara lebih fun nasihat-nasihat Imam Al-Ghazali dalam bentuk komik. Bersama tokoh Rijal dan Nissa, dua Muslim milenial, kita menyelami kearifan yang diwariskan Imam Al-Ghazali dan relevansinya dalam kehidupan modern.

Sebelum kau benar-benar mengenal dirimu, kau tak akan menemukan kebahagiaan yang sejati.
Pengetahuan tentang Allah akan menentukan kebahagiaan manusia di masa depan, baik ketika di dunia maupun di akhirat.



Pengantar Penulis
Tujuan hidup manusia sebenarnya sederhana: untuk menemukan kebahagiaan. Manusia melakukan segala macam aktivitas karena ingin merasakan kebahagiaan dan menghindari penderitaan. Untuk itu, ia rela mencurahkan tenaga bahkan sanggup berkorban. Tapi, ternyata memahami apa itu kebahagiaan dan cara mencarinya tidaklah gampang.

Mengapa dibilang tidak gampang? Bukankah untuk merasa baha gia kita tinggal menuruti kata hati dan berupaya memenuhi keinginannya? Masalahnya, yang menyenangkan hati kita belum tentu membawa kebahagiaan hidup. Dan apa yang disebut manusia sebagai “kebahagiaan” atau “kesenangan” ternyata bermacam-macam. Ada kesenangan sebentar yang mengakibatkan penderitaan jangka panjang. Ada perjuangan berat yang pada akhirnya membuahkan kebahagiaan. Bermacam-macam kesenangan badan ternyata di kemudian hari menimbulkan penyakit fisik maupun psikologis. 


Oleh karena itu, kebahagiaan yang sebenarnya didambakan semua manusia bukan sembarang kebahagiaan. Sebut saja itu kebahagiaan sejati. Supaya manusia dapat menemukan kebahagiaan sejati, dan bukan keliru memilih kebahagiaan semu, dibutuhkan ilmu. Sepanjang sejarah, para cerdik cendikia, rohaniawan, termasuk para orang suci dan nabi, berupaya mengungkapkan pengetahuan ini dan memberikan pedoman untuk manusia menemukan kebahagiaan sejati.

Riwayat hidup Imam Al-Ghazali adalah gambaran sempurna pencarian kebahagiaan sejati. Nama beliau tentu tak asing bagi umat Muslim. Ketinggian ilmu ulama abad ke-12 M ini diakui seluruh Dunia Islam. Beliaulah satu-satunya ulama yang digelari Hujjatul Islam (Bukti Kebenaran Islam) karena kepiawaiannya membela aja-an Islam dari serangan-serangan berbagai aliran pemikiran. Pada zamannya pun, ketenaran Al-Ghazali nyaris tak tertandingi. Ia diangkat menjadi guru besar di Madrasah Nizhamiyyah, semacam universitas Islam paling terpandang pada masa itu. Segala hal yang dianggap manusia memberikan kebahagiaan sudah ia miliki: pangkat, harta, keluarga, ketenaran, dan pengaruh. Tapi, justru di tengah-tengah kehidupan yang gemerlap itu Al-Ghazali merasakan kekosongan. Batinnya gelisah dan tidak menemukan kebahagiaan. Hingga pada akhirnya, ia memutuskan meninggalkan semua itu dan mengembara ke berbagai tempat untuk mencari ilmu yang dapat membawa kebahagiaan sejati.

Hasil dari pencariannya itu kemudian ia tuangkan dalam berbagai kitab karyanya. Kitabnya yang paling terkenal adalah Ihya’ Ulumuddin. Kitab ini merupakan panduan hidup Muslim untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun, karena sangat tebal dan berjilid-jilid, banyak orang enggan mempelajarinya. Oleh karena itu, Al-Ghazali meringkasnya menjadi kitab Kimya-i-Sa’adat yang berisi panduan lebih praktis untuk memahami dan menemukan kebahagiaan sejati. 

Komik ini hanya menyajikan sebagian kecil dari keseluruhan Kimya-i-Sa’adat, yaitu bagian-bagian terpenting untuk memahami kebahagiaan sejati. Bagi pembaca yang tertarik mempelajari lebih lengkap, dapat membaca kitab asli atau terjemahannya. Komik ini hanyalah upaya memperkenalkan karya Al-Ghazali dalam format yang lebih mudah dinikmati berbagai kalangan. 

Komik ini adalah bagian dari Seri Komik Al-Ghazali yang terbit berkat kolaborasi saya dengan Mizan. Maka, sepatutnya saya ucapkan terima kasih kepada segenap redaksi Penerbit Mizan yang mengawal kelahiran seri ini. Juga kepada Rizki Goni, komikus berbakat yang menjadi partner saya dalam Seri Komik Sufi Rumi dan Seri Komik Al-Ghazali. Terima kasih juga kepada pembaca, baik yang lama maupun yang baru saja berjumpa di komik ini. Terima kasih telah menyisihkan waktu membaca karya sederhana ini. Mudah-mudahan komik ini menjadi secercah petunjuk untuk kita menemukan kebahagiaan sejati.

Andityas Praba