Allah menjadikan cinta sebagai jalan mencapai sang kekasih; sarana pertemuan antara yang mencintai dan yang dicintai.
Di sisi lain, Allah juga menciptakan nafsu untuk menguji manusia—termasuk menguji cinta di hatinya, apakah mampu mewujud selaras dengan fitrah kebaikan yang ditanamkan sejak di alam ruhnya. Itulah sebabnya, penting bagi manusia mendampingkan rasa cinta dengan akal yang juga dibekalkan Allah Swt. padanya. Akal inilah yang mampu menjadi penyeimbang bahkan pengendali nafsu, demi menjaga fitrah cinta sebagai sarana bertemu sang kekasih dan, pada puncaknya, Sang Kekasih.
Buku yang disusun Ibnu Qayyim Al-Jauzy, ulama terkemuka abad pertengahan ini, berhasil memotret persoalan cinta secara menyeluruh. Berangkat dari titik nol dengan membahas akar kata cinta (bahasa Arab memiliki sekitar 60 istilah untuk menyebut cinta!), buku ini juga mengungkap motif-motif cinta, kesucian cinta, dan masih banyak lagi. Pembahasannya pun didekati dari berbagai aspek, berdasarkan pada Al-Quran dan Hadis, serta dilengkapi kisah cinta dalam sejarah para nabi dan sahabat; pun tak ketinggalan, menyertakan keindahan sastrawi syair-syair cinta.
Pendek kata, buku ini layak dibaca oleh mereka, baik yang baru mulai jatuh cinta maupun yang hanya merindukan Sang Maha Cinta.