Ahed Tamimi menjadi perhatian dunia ketika dia ditangkap tentara Israel menjelang Natal 2017. Mereka menerobos masuk rumah Ahed di tengah malam buta, dan menyeret pergi gadis berusia 16 tahun ini. Gara-garanya? Ahed menampar tentara Israel yang masuk ke rumahnya. Ahed kesal karena tentara Israel menembak sepupunya tepat di wajah.
Ahed tinggal di Nabi Saleh, 20 kilometer di utara Yerusalem dan mengalami pahitnya pendudukan Israel. Aktivitas penduduk setiap saat diawasi. Siapa pun, termasuk anak-anak, bisa ditangkap dan dijebloskan ke penjara tanpa alasan jelas.
Dunia marah dan prihatin atas ketidakadilan yang menimpa Ahed. Kampanye #FreeAhed tidak hanya beredar luas secara online, melainkan dalam bentuk poster dan grafiti yang terpampang di tempat-tempat umum, seperti London dan Lisbon.
Ahed memberi keberanian dan harapan pada siapa pun, di mana pun, untuk berani membela diri ketika diperlakukan tidak adil.