Apakah sains bertolak belakang dengan agama?
Apakah Ashabul Kahfi dalam Al-Quran sekadar kisah semata?
Apakah “tujuh lapis langit” itu?
Bagaimana dengan piramida di Mesir, “black hole”, pelangi, atau gerhana?
Bumi itu bulat atau datar?
Dengan gaya menarik dan menyenangkan, berdasarkan pengalaman dan penelitan puluhan tahun di dunia astronomi, Prof. Thomas Djamaluddin mengajak kita membaca isyarat-isyarat alam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Menjadi “ulul albab”, orang yang senantiasa menggunakan akal, cendekiawan yang senantiasa membaca alam.
Melalui ilustrasi dan foto-foto, anggota Tim Hisab Rukyat dan Tim Tafsir Ilmi, Kementerian Agama RI, ini menyingkapkan makna-makna di balik penciptaan alam semesta:
Pengamatan jangka panjang akan bintang dan benda langit menghantarkan manusia pada pemahaman alam semesta yang teratur. Keteraturan alam semesta mer upakan salah satu pintu untuk mengenal Sang Maha Pencipta. Melalui buku ini, T. Djamaluddin menyajikan keilmuan astronomi yang rumit menjadi mudah dipahami masyarakat umum melalui pendekatan sains dan agama.
—Hendro Setyanto, Founder Imah Noong, Backyard Observatory & Planetarium—Lembang
Sebagai pegiat ilmu falak, saya merasa sangat senang dan apresiasi dengan hadirnya buku baru Prof. T. Djamaluddin ini yang penuh makna dan hikmah. Kehadiran buku ini juga sangat berharga dalam rangka merimbakan belantara hutan ilmu falak di bumi Nusantara ini.
—Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag., Ketua Umum Asosiasi Dosen Falak Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Pesantren Falak Indonesia, dan Ketua Prodi S2 Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang
Buku yang sarat makna untuk renung pikir relung-relung semesta ciptaan-Nya, mengajak olah kritis, terbuka, tanpa terkungkung asumsi sempit dan nihil bukti, sangat bermanfaat bagi kita semua, pencari keluasan ilmu-Nya.
—Dr. Dhani Herdiwijaya, M.Sc., Dosen Prodi Astronomi ITB