Fara merasa hidupnya sempurna, meski dia tidak bisa melihat dunia. Dia tidak bisa melihat sejak lahir, tapi dia tetap bahagia. Semua itu karena limpahan kasih sayang yang diberikan oleh ayah dan ibunya. Ayah selalu melimpahkan kebahagian berlipat ganda pada mereka berdua. Fara dan bunda sama-sama tidak bisa melihat, tapi mereka berdua tak pernah merasa sedih dan tetap merasa lengkap. Suatu hari, ayah harus pergi jauh untuk suatu tugas. Fara mencegah kepergian ayahnya karena kondisi ayahnya belum sehat setelah penyakit jantungnya kambuh. Tapi, Fara tetap tak bisa mencegahnya. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, Fara tak pernah mendapat kabar dari ayah. Hidupnya menjadi tidak sesempurna sebelumnya. Ibunya mulai sakit-sakitan dan ayah masih saja tidak kunjung pulang. Fara sangat merindukan kehadiran ayah. Ke mana ayah? Sedang apa ayah di sana? Tidakkah dia merindukan keluarga di rumah?