THE WOMAN IN CABIN 10

Rp. 84,000

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.pdf.price) }}

(Pdf) +

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.hard_copy.price) }}

(Hard Copy)
Type
Qty Stock : Available
Qty
Stock : 11
Note
Mizan Store
Jakarta
4.5

Ini tugas terbesar sepanjang sejarah karier jurnalisme Lo Blacklock: meliput pelayaran sebuah kapal pesiar mewah selama seminggu. Mengalami trauma setelah pencurian di rumahnya, berada di kapal pesiar menjadi sesuatu yang terasa aman bagi Lo. Tidak mungkin orang bisa masuk ke kapal yang berada di tengah samudra. Namun, bagaimana jika bahaya itu berasal dari dalam? Dari kabin tak berpenghuni di sebelah kamarnya? Bunyi ceburan tengah malam, gadis yang dia lihat tapi tidak seorang pun kenal, dan pembunuhan yang dia yakini terjadi tapi tidak seorang pun mau percaya. Mungkinkah dia hanya terlalu banyak mengonsumsi alkohol dan obat antidepresan hingga mulai mengkhayal?

KEUNGGULAN BUKU:

  • Penulis bestseller New York Times dan USA Today
  • Review berbintang 3.8 dari 1016 reviewer amazon.com
  • Termasuk dalam daftar Summer Book Guides from Bustle, Oprah.com, PureWow, dan USA TODAY

ENDORSEMENT

“Kisah detektif modern yang luar biasa.”
New York Post

“Tidak seorang pun lebih baik daripada Ruth Ware dalam menciptakan karya menakutkan tanpa perlu menyelipkan unsur supernatural. The Woman in Cabin 10 inilah buktinya.”
New York Journal of Books

“... beraura gelap dan menyebabkan klaustrofobia.”
The Washington Post

“Sangat memikat. Mengerikan dan membuat frustrasi.”
Electric Literature

 

REVIEW

“Kisah menegangkan di lautan. Bab-bab awal akan menyita perhatianmu, memikatmu, dan menahanmu hingga akhir.”
Associated Press

“Menghantui dan menegangkan.”
PureWow

“Gaya bercerita Ware memerangkap pembaca yang tidak bisa lepas hingga semuanya terungkap.”
Shelf Awareness

“Kisah klasik seorang wanita paranoid yang dikemas dengan twist yang intens. Seorang wanita yang bersiekras bahwa telah terjadi pembunuhan dan orang-orang yang menuduhnya tidak waras. Namun, Lo bukan wanita lemah. Dia kuat dan gigih, menolak untuk meragukan instingnya sendiri.”
Kirkus Review