KOMIK KKPK 1001 PINTU AJAIB

Rp. 35,000

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.pdf.price) }}

(Pdf) +

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.hard_copy.price) }}

(Hard Copy)
Type
Qty Stock : Available
Qty
Stock : 23
Note
Mizan Store
Jakarta
4.5

1001 Pintu Ajaib
Tiba-tiba, seberkas cahaya emas terbang ke arah Dinda. Setelah dekat, tampak sosok peri kecil menggunakan gaun hijau. Rambutnya panjang digerai ke belakang. Dia memegang tongkat kecil berujungkan mahkota. Peri itu seperti peri yang ada di dalam buku cerita Dinda.
“Hai! Namaku, Peri Grin. Kamu mau menjadi temanku?” sapa peri kecil itu.
“Aku, Dinda. Emmm ... aku berada di mana, Peri Grin?” tanya Dinda.
“Kamu berada di rumah petualangan. Rumah ini memiliki 1001 pintu ajaib yang akan membawa kita berpetualang. Aku akan menemanimu berpetualang ke sana,” jelas Peri Grin.
Wah, Peri Grin mengajak Dinda berpetualang ke mana saja, ya? Kita ikuti petualangan mereka, yuk! Dijamin seru!
Tiba-tiba, seberkas cahaya emas terbang ke arah Dinda. Setelah dekat, tampak sosok peri kecil menggunakan gaun hijau. Rambutnya panjang digerai ke belakang. Dia memegang tongkat kecil berujungkan mahkota. Peri itu seperti peri yang ada di dalam buku cerita Dinda.
“Hai! Namaku, Peri Grin. Kamu mau menjadi temanku?” sapa peri kecil itu.
“Aku, Dinda. Emmm ... aku berada di mana, Peri Grin?” tanya Dinda.
“Kamu berada di rumah petualangan. Rumah ini memiliki 1001 pintu ajaib yang akan membawa kita berpetualang. Aku akan menemanimu berpetualang ke sana,” jelas Peri Grin.
Wah, Peri Grin mengajak Dinda berpetualang ke mana saja, ya? Kita ikuti petualangan mereka, yuk! Dijamin seru!
Linda dan Pramuka
Hari Sabtu ada kegiatan pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur. Linda dan Dara bersama teman-teman yang lain dalam satu regu mewakili sekolah mereka.

Kakak panitia memberi nama Prakasix untuk regu Linda. Wah ... nama yang unik, ya? Dan Linda pun terpilih menjadi ketua regu. Mereka bersiap-siap untuk bertanding melawan regu-regu dari sekolah lain. Mereka melewati berbagai rintangan, ada lomba mencari jejak, lomba merangkak di tanah becek dan banyak lagi.
Priit ...!! Priit ...!! Peluit panjang, tanda perlombaan pramuka antarsekolah selesai.
Linda dan teman-temannya berdiri mendengarkan pengumuman pemenang. Mereka sangat gugup, akankah regu mereka menang? Baca cerita lengkapnya, ya!

Rumah Impian
Sabtu depan akan diadakan pentas drama, Bu Guru melanjutkan pembagian kelompok.
Kelompok dua terdiri dari Sarah, Aini, Ahmad, dan Raihan. Mereka membuat janji untuk latihan di rumah Ahmad.
Setiba di rumah Ahmad, Aini memandang sekelilingnya dengan kagum.
“Rumahmu besar, ya, Ahmad,” sahut Aini.
“Iya lah ... enggak seperti rumahmu yang dari kayu itu. Ihhh ...!” Sarah menatap Aini dengan pandangan mengejek.
Aini tertunduk dengan wajah ingin menangis. Banyak teman-teman yang sering mengejek Aini, karena rumahnya yang sederhana dari kayu. Tapi ia tidak berkecil hati, dan selalu ramah dengan semua teman-temannya.
Ibu selalu memberikan semangat untuk Aini, sehingga Aini bisa belajar lebih giat lagi. Ayahnya sudah lama tidak bekerja, keperluan keluarga semuanya dibantu oleh Kak Nabila yang sudah bekerja. Aini terkadang sedih, melihat kondisi keluarganya.
Delapan tahun kemudian, Aini dan Ibu duduk di dekat keranda. Kak Nabila, suaminya, dan anaknya mengelilingi Ibu. Kini ayahnya telah tiada, dan Aini bertekad dalam hati.
Aku harus membahagiakan Ibu. Aku akan membangun rumah besar untuk Ibu
Aini yakin bisa mewujudkan impiannya menjadi dokter dan membangun rumah yang nyaman untuk orantuanya.  Jangan lewatkan cerita seru lainnya ada Rumah Impian dan Di Sekolah Banyak Cerita.