Saat ini, terdapat dua sikap yang ditampilkan masyarakat dalam memperlakukan agama, yang kedua-duanya justru membahayakan bagi agama itu sendiri. Sebagian menganggap agama tidak lagi relevan dengan rasionalitas zaman—karena apa yang ditawarkan agama sudah dapat dipenuhi oleh sains, kapitalisme, dan otoritas politik.
Sebaliknya, sebagian yang lain menjalankan agama dengan fanatisme berlebihan hingga agama menjelma menjadi doktrin yang dibarengi sikap kaku terhadap berbagai perubahan dunia, keras terhadap kehadiran (paham) orang lain, dan cenderung tertutup.
Buku ini, yang oleh penulis disebut sebagai bagian dari pengalaman keberagamaan/keberislaman seorang rakyat Indonesia, menjelaskan pentingnya agama sebagai jalan manusia yang secara fitrah ingin mencari Kebenaran Tertinggi. Buku ini juga menawarkan cara beragama secara benar dan terbuka terhadap kemajuan manusia yang terus berkembang.