Penyerbukan silang budaya China-India dan Nusantara sudah berlangsung ribuan tahun. Fa Hsien (399-414) ke India, Sri Langka sampai Jawa sebelum kembali ke China. Tang Sam Cong (602-664) kembali ke India mengambil Kitab Sutera. Cheng He 1405-1433 ke Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah sampai Afrika. Dilanjutkan Tu Weiming ke Amerika Serikat. Hasilnya diterbitkan Centre for Studies in Civilization, India (2010), The Global Significance of Concrete Humanism: Essays on the Confucian Discourse in Cultural China.
Jalan Sutera Dialog Peradaban dapat menghindarkan benturan budaya dengan revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimulai 200 tahun lalu, meski memberi banyak manfaat, telah membuat hubungan manusia dengan Langit/Ayah (perubahan iklim) dan Bumi/Ibu (eksploitasi alam dan pencemaran lingkungan) serta sesama tidak harmonis lagi. Untuk memulihkan kembali, diperlukan transformasi diri manusia. Diperkaya Bhutan, memasukkan ‘Indeks kebahagiaan’ dalam program pembangunan dan konstitusi yang mengaitkan kemajuan ekonomi dengan spirit Buddhisme.