Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer Keterkaitan Ilmu, Agama Dan Seni

Rp. 50,000

(Pdf)

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.pdf.price) }}

(Pdf) +

Rp. {{ formatPrice(priceCheck.hard_copy.price) }}

(Hard Copy)
Type
Qty Stock : Available
Qty Stock : Available

Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer Keterkaitan Ilmu, Agama Dan Seni

Jujun S. Suriasumantri

 

Berfilsafat dengan jenaka...

Dari pengalaman bertahun-tahun mengenal buku filsafat, rasanya sulit mengatakan kalau buku genre ini adalah buku yang mudah dicerna banyak orang. Yang ada, seringkali menyajikan bacaan yang membuat kepala mumet, selain memang tidak mudah dicerna, juga sering dijejali istilah-istilah asing beberapa bahasa termasuk dari bahasa Yunani,  

Membaca halaman-halaman awal memang terasa berat, tetapi setelah lewat halaman 100-an, buku ini mulai membuat penasaran untuk terus membacanya, karena mulai membuat saya tersenyum sendiri saat membacanya. tanpa sadar akhirnya kecanduan untuk terus membacanya sampai selesai. Banyak sekali selingan guyonan  dan gambar/ilustrasi yang membuat buku ini menyenangkan untuk dibaca.  Tak heran kalau salah satu kolega penulis buku ini mengancam penulis bukunya karena dianggap menulis buku filsafat dalam guyonan. Salah satunya

"Coba  kembangkan hipotesis mengenai pengaruh inflasi yang begini tingginya terhadap harga kondom?  jawabannya, semakin tinggi tingkat inflasi semakin tinggi pula harga kondom"

Penjelasannya sederhana dan disajikan dalam bahasa keseharian sebagaimana obrolan keseharian di masyarakat. 


Begitu juga ketika memaparkan materi struktur penelitian ilmiah, penulis mengawalinya dengan bait puisi 

Karya ilmiah itu

Harus bagaikan akordeon

Diperpendek atau diperpanjang

Tetap bersuara menawan

Bukan diperpendek

-Macet

Diperpanjang

-Bengek


Asumsi penulisnya seseorang itu lebih mudah belajar tentang sesuatu yang baru dalam suasana yang santai: tanpa tersinggung  "kita menertawakan diri kita sendiri, tanpa wasangka kita melihat kebenaran  orang lain; dan tanpa sadar, lho, kita telah mengembangkan paradigma baru".  Koleganya hanya bisa berujar, "Semoga asumsi itu benar", ancamnya, "sebab kalau tidak, maka Buku kau  ini tidak akan dibaca kaum ilmuwan melainkan para Pelawak" .  "Tidak apa-apa," kata penulisnya, "saya puas bila buku ini dibaca remaja dalam bis kota, yang membaca filsafat ilmu sambil cekikikan ketawa melihat  karikaturnya"

Pembahasan buku ini memang beda dari buku filsafat pada umumnya, membahas banyak masalah serius dalam konteks dan bahasa keseharian yang ringan dan mudah dicerna yang bisa membuat pembacanya lupa bahwa ini buku filsafat, karena sering diselingi banyolan yang kadang "konyol". Namun sebagaimana buku filsafat, buku ini membahas seluruh permasalahan mengenai hakikat keilmuan, fungsi keilmuan, penelitian ilmiah, bahasa, logika, matematika, statistika, metodologi penelitian ilmiah, teknik penulisan ilmiah, teknik notasi ilmiah, kaitan ilmu dengan kebudayaan, kaitan ilmu dengan moral, kaitan ilmu dengan agama, kaitan ilmu dengan seni, dan analisis tentang situasi pendidikan keilmuan serta penelitian di indonesia dewasa ini.

“Karya besar yang hebat dan lengkap.”

(Prof. Dr. Herman Waluyo)

“Disajikan secara akrab, mendasar dan apresiatif.”
(Prof. Dr. Anna Suparno)

“Inspirasi bagi generasi muda yang cerdas, religius dan estetis.”

(Prof. Dr. Astini)

“Sangat membantu penyusunan tesis/disertasi secara nalar dan konseptual.”
(AKBP Dr. Zaidan, SH, S.Ag., M.Hum.)

“Salah satu buku nonfiksi indonesia terbaik sepanjang masa”