Tidak banyak cendekiawan, bahkan yang Muslim, yang bisa menguasai ilmu Sufisme, terutama Sufisme Ibn 'Arabi. Lantaran, selain kesulitan teks dan isi kandungan metafisika Ibn 'Arabi yang rumit, bahasa Arab yang digunakan Ibn 'Arabi sangat tidak sederhana—persisnya bukan karena soal bahasa, melainkan isi yang harus dibahasakan agar makna tersirat bisa tersampaikan. Seorang cendekiawan Jepang, Toshihiko Izutsu, merupakan salah seorang yang tidak banyak itu. Beliau telah begitu lancar mendalami metafisika Ibn 'Arabi.
Toshihiko Izutsu adalah seorang Profesor Emeritus Universitas Keio di Jepang. Beliau merupakan satu otoritas luar biasa dalam ajaran-ajaran hikmah metafisik dan filosofis Sufisme Islam, Adwaita Wedanta Hindu, Buddhisme Mahayana (terutama Zen), dan juga Taoisme filosofis. Dia menguasai tidak kurang dari 30 bahasa, di antaranya bahasa Arab, Persia, Sanskrit, Pali, Cina, Jepang, Rusia, dan Yunani.
Penelitian peripatetik beliau di beberapa lokasi di Timur Tengah (khususnya di Iran), India, Eropa, Amerika Utara, dan Asia bertujuan mengembangkan pendekatan metafilosofis terhadap perbandingan agama berdasar pada suatu studi linguistik yang mendalam terhadap teks-teks metafisis tradisional.
—Muhammad Baqir, dosen filsafat dan spiritualitas Islam