Di mata Abel, David adalah cowok sempurna. Dia ganteng, populer, meski tengil tetapi baik, dan selalu berada di sisi Abel. Tiap David memandangnya, Abel selalu berharap rona merah di pipinya tidak ketahuan oleh David. Apalagi saat David menyentuhnya, mengacak rambutnya, seolah seluruh partikel di dalam tubuh Abel siap memelesat tinggi menembus langit. Hanya satu kekurangan David, ia adalah sahabat Abel.
Di mata David, Abel adalah cewek tomboi yang sejak kecil berada di orbit kehidupannya. Ia merasa sangat nyaman bersama Abel. David nggak perlu jaga image di depan cewek itu. Sayangnya, kenyamanan yang berlebihan ini membuatnya lupa, bahkan nggak peka. Tanpa sadar janji David untuk selalu menjadi sahabat Abel selamanya, justru melukai perasaan gadis itu.