Rahma berhasil membawakan lagu indah melalui petikan gitarnya. Semua penonton bertepuk tangan dan memuji penampilan Rahma. Tapi, saat Rahma turun dari panggung, tak ada ayah dan bunda yang menyambutnya. Hanya ada Pak Farhan, guru belajar gitarnya. Rahma langsung mengambil handphone dan menelepon. Di ujung sana, terdengar suara bunda yang terdengar lemah. Rahma merasa tak nyaman dan bergegas pulang. Ah, Rahma cemas. Dia meminta bunda untuk terus berbicara dengannya via telepon dan bersama-sama menghitung mundur. Sepuluh, sembilan, delapan ... satu. Sepuluh detik saja. Hanya sepuluh detik. Ada apa dengan bunda? Mengapa sepuluh detik itu sangat berharga buat Rahma? Selain cerpen di atas, masih ada sembilan cerpen lagi yang keren, lho! Yuk, dibaca semuanya!